Legitnya Kue Tart Ultah dari Toko Murni, Yogyakarta
Adakah pembaca blog ini yang berulang tahun pada 17 Agustus? Jika ada, selamat ya, karena bisa berpesta bareng 250 juta penduduk Indonesia yang merayakan hari kemerdekaan RI.
Kebetulan om saya, atau adik bungsu alm ibu saya, juga berulang tahun pada setiap tanggal 17 Agustus. Tapi seperti umumnya bapack-bapack, dia mah cuek aja. Di hari itu dia malah jalan dengan anak bungsunya (yang mungkin lupa bapacknya ulang tahun) ke luar Kota Yogyakarta.
Nah berhubung istri om saya baru saja meninggal dunia, kami keponakan-keponakannya pingin memberi suatu memorable di hari kelahirannya kali ini. Agar gak ribet, kakak saya mengusulkan kue tart, kue ulang tahun yang pastinya banyak dijual.
Tapi beli di mana? Kakak saya juga gak tahu! 😀😀 Ternyata walau sudah beberapa tahun di Yogya, dia malah lebih mengenal toko kue di Jakarta (tempat tinggalnya dulu).
Beruntung, hari gini cukup searching, bakal ketemu deh sederet toko kue. Agar gak salah pilih, bandingkan aja reviewnya, dan pilih toko kue yang reviewnya paling bagus.
Dan kami pun menemukan: Toko Murni!
Baca juga:
Belanja Pisang Kepok dan Kulineran di Pasar Gede Solo
Songgo Buwono, Cemilan Akulturasi dari Keraton Yogyakarta
Daftar Isi:
- Berkenalan dengan Toko Murni
- Merpati Murni, Ternyata ada Maknanya
- Remote Worker, Cara Ibu Rumah Tangga Peroleh Penghasilan
- Lezatnya Kue Ulang Tahun Produksi Toko Murni
Ternyata temuan kami bukan toko kue biasa. Gak kaleng-kaleng, toko yang terletak di Jalan Bintaran Kidul No.30, Wirogunan ini sudah berdiri sejak tahun 1952 di Kota Yogyakarta. Atau merupakan toko legendaris karena sudah berumur sekitar 73 tahun, udah kakek ninen. 😀😀
Kebetulan saya juga baru aja mengulas tentang Toko Roti Trubus Yogyakarta yang usianya sedikit lebih muda, yaitu eksis sejak tahun 1958. Bedanya bangunan Toko Roti Trubus baru berdiri pada tahun 1980. Sebelumnya mereka mengandalkan penjual tenongan untuk memasarkan produknya.
Sementara Toko Murni membuka tokonya sekaligus memberdayakan penjual tenongan. Ketika satu persatu penjual tenongan ini mengundurkan diri (karena usia atau pindah kerja), kini hanya tersisa satu kendaraan keliling yang menjajakan produk Toko Murni.
Merpati Murni, Ternyata ada Maknanya
Awal didirikan, toko ini dinamai Toko Merpati Murni. Nama yang ternyata ada maknanya, yaitu:
“Menggunakan nama Ibu, Laksmi Kirana Murni," kata generasi kedua Toko Murni seperti dikutip dari laman Detik.com. “Dulu masih sangat tradisional, menggunakan oven batu dan bahan bakar kayu,” lanjutnya.
Sekarang, Toko Murni sudah dikelola oleh generasi ketiga, namun generasi kedua masih turut andil. Dan namanya pun tidak lagi “Toko Merpati Murni”, hanya “Toko Murni” saja, dengan alasan yang unik pula.
Kata “Merpati” dihilangkan karena merupakan nama roti yang sudah tidak diproduksi lagi. Dulu, roti Merpati menjadi andalan Toko Murni. Proses pembuatannya yang lama membuat roti ini sudah tidak diproduksi lagi.
(Wah jadi penasaran ya, seperti apa roti Merpati ini? Apakah mirip roti bagelen yang rasanya lezat itu? Jika ya, bukankah roti bagelen tahan lama, gak cepet basi seperti roti basah yang sekarang menjadi andalan Toko Murni.)
Selain roti basah, Toko Murni juga menyediakan berbagai macam cake, termasuk cake ulang tahun, serta jajanan pasar.
Nah jajanan pasar ini merupakan titipan UMKM, hasil kreativitas ibu-ibu rumah tangga dalam membuat camilan tradisional. Untuk itu Toko Murni membuka pintu selebar-lebarnya, tidak hanya pada UMKM dalam kota, juga dari luar kota seperti Muntilan dan Klaten pun ada.
Tentu saja tidak langsung diterima. Produk UMKM ini melalui proses penilaian kualitas, higienis, dikemas menarik dan harganya terjangkau.
Remote Worker, Cara Ibu Rumah Tangga Peroleh Penghasilan
Membuat camilan, kemudian menitipkannya pada toko kue untuk dijual, merupakan salah satu cara jadul para ibu rumah tangga yang menjadi pegiat UMKM.
Saya pernah melakukannya, dan itu tidak mudah. Modalnya mungkin kecil, namun pengorbanannya sangat besar. Waktu, tenaga dan pikiran terkuras habis, sementara terkadang income yang didapat hanya sebesar modal yang telah dikeluarkan.
Sedih ya? Sehari semalam kerja banting tulang, eh hasilnya cuma capek doang.
Beruntung, kini ibu rumah tangga bisa memperoleh income dengan cara cerdas, yaitu menggunakan pesatnya kemajuan teknologi jaringan komunikasi digital global, seperti yang dirangkum Imawati Annisa dalam beberapa tulisan di blognya.
Cara cerdas itu popular dengan istilah Remote Worker, atau bekerja dari jarak jauh, seperti desainer grafis, programmer, penulis, atau profesi lain yang dilakukan dari jarak jauh.
Tidak punya keahlian tertentu? Bisa banget bekerja sebagai Virtual Assistant (VA) pada individu atau perusahaan. Untuk individu misalnya seorang penulis kan butuh mengelola media sosial untuk mempromosikan bukunya, mengelola email, menyusun agenda, dan mengelola website.
Contoh lain yang pastinya membutuhkan VA adalah pesohor seperti artis, politisi dan profesi lain yang membutuhkan media sosial dan website agar selalu “dekat” dengan pendukungnya.
Dengan menjadi remote working, ibu rumah tangga bisa mengatur jadwalnya dengan fleksibel. Sehingga urusan rumah tangga beres, income yang didapat pun sesuai dengan effort yang dikeluarkan.
Lezatnya Kue Ulang Tahun Produksi Toko Murni
Rasa heran bercampur kagum ketika kendaraan masuk ke jalan Bintaran, lokasi Toko Murni di Yogyakarta. Lha ini mah kawasan perumahan atuh.
Mungkin karena terbiasa dengan toko kue di Bandung, seperti Brownies Amanda, Kartika Sari, Menu, Bawean dan lainnya. Berawal berjualan di perumahan atau jalan sempit, kini mereka membuka toko di pusat keramaian Kota Bandung.
(Setelah searching, saya baru mengetahui bahwa kawasan Jalan Bintaran dulunya merupakan perumahan orang Belanda, sebuah pemukiman bergaya Indische (Eropa) yang memiliki banyak bangunan bersejarah dengan arsitektur khas Eropa, seperti halaman luas dan jendela besar.
Lain kali kita ngebolang ke sini lagi ya?)
Kembali ke Toko Murni yang selintas penampakannya mirip tempat tinggal, sesudah menapaki teras depan, barulah nampak pintu kaca bertuliskan “Toko Merpati Murni”
Sebelum pintu masuk, di bagian kiri toko tersedia seperangkat tempat duduk dan meja terbuat dari kayu jati berukir, serta pengumuman “Dilarang Merokok”. Emang sih, area bebas rokok terkesan kotor, karena asbak dan abu rokok berhamburan, sementara toko kue mensyaratkan kebersihan.
Seperti nampak dari tutup kepala unik yang digunakan pramuniaga Toko Murni. Selain menjadi ciri khas juga agar rambut gak berhamburan dan mengotori kue-kue yang mereka jual.
Keunikan lainnya, Toko Murni memajang lukisan-lukisan besar di dindingnya. Sayang saya gak sempat berbincang menanyakan arti khusus dari lukisan yang menggambarkan kesibukan di dapur serta calon konsumennya tersebut.
Waktu sudah menjelang Magrib, sebelum ke Toko Murni kami ngebolang dulu dan kulineran. Akibatnya, perut terasa penuh.
Begitu memasuki Toko Murni kami langsung ke bagian kanan, tempat roti-roti dan cake.
Sementara di bagian kiri toko masih ada jajanan pasar yang begitu menggoda, seperti lumpia, kue sus, kue talam, pastel, lemper, sosis solo dan masih banyak lagi.
Wah, wajib ke sini lagi ini mah. Belum afdol ngereview toko kue kalau belum mencicipi jajanan pasarnya ya?
Nah di bagian kanan toko, produk roti yang didisplay juga menggoda iman, seperti roti semir (saya tebak adalah warmbollen), roti sakura, roti manis, bolu telor (sesuai tulisan kemasannya ya?), bolu lubang, bolu kelapa, semuanya dibungkus plastik dan nampak mirip.
Padahal jelas beda, produk roti dibuat dari adonan yang diberi ragi, sehingga adonan mengembang, memiliki tekstur lembut, serta menghasilkan rasa dan aroma yang khas. Sedangkan bolu mengembang berkat pengembang seperti baking powder atau baking soda serta proses pengocokan telur.
Sewaktu kakak saya memilih kue tart, saya menyempatkan diri mengelilingi toko yang lumayan luas. Beberapa area nampak agak gelap (mungkin karena menjelang malam?) , tempat display berbagai kue kering.
Sempat melirik bakpao yang terdiri dari beberapa jenis, kemudian donat gula Le Gitz dan roti sobek Le Gitz, akhirnya saya memilih bolu gulung coklat yang bikin penasaran karena penampilannya yang cantik! 😀
Bagaimana rasanya? Kue tart ulang tahunnya khas cake jadul dengan hiasannya terbuat dari krim kocok (whipped cream) bukan butter cream (mentega/margarin dan gula), sehingga keseluruhan kue rasanya legit dan enggak eneg.
Saya sangat mengapresiasi Toko Murni yang membanderol kue tartnya dengan harga Rp 75.000 an saja, namun memakai bahan berkualitas.
Rasa bolu gulungnya juga gak jauh beda dari kue tart. Pembedanya hanya warna-warni pada lapisan krim kocok, yang ternyata adalah sukade.
Sukade merupakan manisan kulit buah yang direbus dalam larutan gula. Kulit buah yang digunakan bisa pepaya, semangka, labu siam, atau buah naga
Dan seperti saya tulis di atas, wajib ke sini lagi untuk mengeksplorasi berbagai jajanan pasar, roti dan bolu yang belum sempat disentuh dan dicicipi.
Yuk, siapa yang mau ikut?
Baca juga:
Olah-Oleh Raminten, Destinasi 24 Jam Oleh-Oleh Yogyakarta
Lezatnya Lumpia Semarang dari Mbok Tenong Toko Trubus Yogyakarta












Ikut dong mbak, bisa menemukan toko roti yang usianya udah puluhan tahun, dan tetap bertahan dengan cita rasa lama, namun juga mengikuti perkembangan jaman itu suatu kesenangan tersendiri.
ReplyDeleteSudah 73 tahun? MashaAllah. Luar biasa ya bisa bertahan sejauh ini dengan tawaran produk asupan yang masih enak dan disukai oleh publik. Cus ah tak kunjungi. Kebetulan 2 minggu lagi inshaAllah saya ke Jogja lagi. Pengen menemukan banyak tempat yang bersejarah dan memorable.
ReplyDeleteAku jadi belajar sejarah nih gara gara tulisan Ambu akhirnya aku tersesat di nyari bentukan si roti Merpati (wkwkwkwk memang bikin kepo ya)
ReplyDeleteterus lanjut cari cari info di Indonesian history tentang jalan Bintaran! Ngebayangin apaaa neng? Ada Belanda pada lewat di jalanan Bintaran?
Seru memang belajar sejarah dari tulisan seseorang! keep iy the good spirit Ambu. Ikutan ah kalo eksplor toko roti ini lagi.
tes
ReplyDeleteAku sampai cari maksud dari penjual tenongan, Ambu. Hehehe...
ReplyDeleteToko Murni ini benar-benar jadi jalan buat UMKM yang ingin memasarkan kuenya tapi belum punya pasar yang luas ya.
Aku juga jadi pingin tahu kue merpati. Hehehe