Sayur Lodeh untuk Pemula yang Maknyus Tenan!
Bingung mau masak apa? Masak saja sayur lodeh. Bumbunya gak ribet, bahkan andai ingin super duper gampang bisa banget memakai bumbu siap pakai, seperti bumbu putih, bumbu opor, bumbu sop, bumbu sayur asem. Kemudian tambahkan santan (siap pakai juga), bawang merah goreng dan bawang putih goreng.
Bagaimana dengan sayurannya? Tengok isi lemari pendingin ada sisa tahu/tempe goreng. Dari box sayuran tersembul sebuah tomat, sepotong wortel, sebuah terong, kol dan emmm….entahlah mungkin bawang daun yang muncul dari akarnya masih bisa digunakan.
Gak ada bumbu siap pakai? Tapi pastinya punya sambal kan? Bisa sambal bawang, sambal terasi, apalagi sambal roa yang super lezat itu. Masak bersama dengan sayuran dan santan siap pakai, jadi deh sayur lodeh.
Daftar Isi
- Sayur Lodeh, Mudah Bikinnya Maknyus Rasanya
- Sayur Lodeh Ternyata Bisa untuk Menolak Bala
- Resep Sayur Lodeh untuk Pemula
Eniwei baswey, prolog di atas adalah cara saya mengatasi keterbatasan. Sekaligus tips sederhana (atau ngawur? … 😀😀😀) bagi mereka yang ingin masak, tapi bingung melihat tukang sayur hanya membawa sayuran seadanya.
Karena sebetulnya, seperti jenis masakan lain (capcay, sayur sop dan lainnya), sayur lodeh juga punya pakem. Umumnya memakai sayuran labu siam, kacang panjang, daun melinjo, melinjo, terung, dengan rempah lengkuas dan daun salam.
Namun, sayur lodeh unggul dengan bahan baku yang mudah didapat. Pakemnyapun lebih luwes. Tanpa bahan yang disebut di atas, kita bisa menggunakan bahan baku kol, wortel, kentang, tahu, tempe, serta bahan baku local lainnya.
Siapa sangka, sayur lodeh ternyata dipercaya sebagai penolak bala. Terbukti saat awal pandemi Covid-19 muncul pesan via aplikasi WhatsApp yang isinya kurang lebih ajakan memasak sayur lodeh agar terhindar dari Covid-19. Ajakan tersebut konon berasal dari Sri Sultan Hamengkubawana X, atau Sultan Yogyakarta saat ini.
Pihak keraton sih menolak kebenarannya, tapi bukankah tiada asap tanpa api?
Sayur Lodeh Ternyata Bisa untuk Menolak Bala
Pada tahun 1931, pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII, wabah pes melanda Yogyakarta. Untuk mengatasinya, Sri Sultan menginstruksikan pada warganya untuk memasak sayur lodeh dan berdiam diri di rumah selama 49 hari. Tak lama kemudian wabah pun berakhir.
Sepintas nampak mistis, padahal enggak ya?
Bukankah di saat pandemi Covid-19 kita juga diinstruksikan untuk gak keluar rumah, agar virusnya gak menyebar?Bedanya warga Yogyakarta (warga asli lho ya) sangat patuh pada titah Sri Sultan. Dilarang keluar rumah ya manut (Bahasa Jawa: nurut/taat).
Bandingkan dengan larangan mudik tahun 2021. Masyarakat Indonesia yang heterogen, banyak yang melanggar, bahkan marah-marah ke petugas kepolisian. Gak heran, wabah semakin meluas. Akibatnya rumah sakit penuh. Supir ambulan dan petugas pemakaman banjir kerjaan.
Sedangkan terkait sayur lodeh, beberapa ahli gizi menjelaskan manfaat lengkuas, rempah yang digunakan membuat sayur lodeh, ternyata mengandung anti-inflamasi yang bisa meningkatkan respon imunitas tubuh.
Beberapa sejarawan Jawa mengaitkan titah Sri Sultan dengan solidaritas sosial. Kala ‘negara’ terserang bala, sangat penting kebersamaan untuk melawannya. Sayur lodeh digunakan sebagai symbol, seperti terung ungu yang bisa diartikan ‘wungu’ atau terbangun, serta ‘lanjar’ dari kacang lanjar (kacang panjang) bisa dimaknai sebagai 'berkah'. (sumber)
Karena mitos itu pula, dulu dilakukan ritual mengarak 2 pusaka kerajaan, yaitu tombak dan bendera suci yang konon bahannya diambil dari makam Nabi Muhammad, sebelum proses masak sayur lodeh.
Sementara kini? Cemplung-cemplung aja semua bahan, bumbu dan rempah ke dalam panci ya? Rasanya pun disesuaikan dengan lidah si pembuat masakan. Tidak baku, cenderung manis seperti lidah masyarakat Jawa.
Akulturasi budaya membuat gastronomi atau
“segala sesuatu yang berkaitan dengan seni, praktik, dan kajian tentang pemilihan, preparasi, produksi, penyajian dan penikmatan berbagai makanan dan minuman”
menjadi semakin menarik untuk diketahui.
Resep Sayur Lodeh untuk Pemula
“Mamah paling demen sayur lodeh yang udah diangetin,” kata adik ipar tentang almarhum ibunda. Membuat saya tersenyum, teringat pada sosok tercinta yang trampil membuat beraneka macam masakan, karena beliau mengelola catering untuk pesta, tapi masakan kesukaannya begitu sederhana: Sayur lodeh!
Ibunda pula yang mengajari saya memasak sayur lodeh. Diawali dengan belajar membuat sayur asem, beliau memasak sayur lodeh dengan menunjukkan perbedaan pada penambahan santan dan kemiri. Semudah itu, “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”
Seiring waktu saya belajar dari tayangan Sisca Soewitomo, ‘Ratu Boga Indonesia’ bahwa kunci masakan lezat adalah bumbu (bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar) yang telah matang sebelum diolah Bersama sayuran dan bahan masakan lainnya.
Tujuannya agar bau langu/bau mentah hilang. Karena itu banyak chef yang memblender bumbu dengan minyak goreng (bukan dengan air), kemudian menggorengnya sampai matang. Saya sih lebih suka menumis dulu, setelah itu baru diblender, diulek atau malah langsung dicemplungin ke sayur.
Sementara untuk pemilihan bahan baku, seperti telah saya tulis di atas. Saya biasa memakai apapun yang ada di lemari pendingin/di tukang sayur, bisa daun kol/wortel/waluh (labu siam)/kacang panjang/terung (ungu atau hijau sama aja)/mentimun/cabai hijau, yang penting bisa dimakan.
Sebab, walau melinjo dan daunnya, popular sebagai bahan baku sayur lodeh, tapi saya gak suka. Kan sayang jika akhirnya disingkirin dan dibuang? Jadi saya pilih daun kemangi yang saya suka dan pastinya bakal saya lahap habis.
Yuk langsung aja kita proses:
Resep Sayur Lodeh
Bahan
- 5 buah tahu sumedang/tahu goreng/tempe goreng
- 1 buah labu siam/wortel/terung/mentimun, kupas potong-potong
- 1 ikat kacang panjang/buncis, potong-potong
- 1 ikat daun kemangi (bisa diganti sesuai selera)
- 5 buah cabai hijau/cabai merah/cabai gendot (sesuai selera)
- Cabai rawit sesuai selera
- 5 cm lengkuas, geprek
- 5 lembar daun salam
- 250 ml santan instan kental
- Garam, gula, air secukupnya
Bumbu bumbu
- 8 siung bawang merah, iris tipis
- 5 siung bawang putih, iris tipis
- 3 butir kemiri (bisa dihilangkan jika tidak ada)
- 1 sendok ebi (bisa diganti 1-2 sendok sambal terasi)
- Minyak secukupnya
Cara membuat:
- Tumis bawang merah, bawang putih, ebi dan kemiri. Jika telah wangi, matikan api, angkat dan ulek bumbu (bisa juga diblender dengan sedikit air) hingga halus.
- Panaskan minyak untuk menumis, masukkan bumbu yang telah dihaluskan, tambahkan sayuran, aduk hingga tercampur rata. Tambahkan air, bumbu (garam gula), daun salam, lengkuas.
- Setelah sayuran telah matang, cicipi dan koreksi rasa.
- Jika rasa telah oke, tambahkan tahu/tempe dan santan kental, aduk perlahan hingga mendidih.
- Sajikan.
Aku doyan banget sama sayur lodeh. Terlebih kalau yang di lodeh itu rewel atau nangka muda. Wuih. Kalau udah diangetin lagi tuh rasanya makin maknyus. Iya nggak kak?
ReplyDeleteWah lodeh selain enak ternyata punya cerita lain terkait manfaat dan juga ada sedikit menyentuh mistis2nya.
ReplyDeleteSaya memang suka sayur berkuah. palagi kuahnya santan. Lodeh salah satunya
tapi memang lodeh selain untuk sayur teman makan nasi juga pernah dipake untuk kuah lontong ...
Dan saya juga kurang suka melinjo 😁
Itu sayur lodeh kesukaan saya, Ambu. Menggoda sekali aneka warna pasti mantap rasanya
ReplyDeleteDi rumah saya paling sering masak sayur lodeh karena suami dan anak-anak sukaaa. Favorit kedua paling sering sayur sop karena anak-anak doyan tapi sayangnya suami biasa aja. Jadi teteup lodeh yang paling sering dibikin.
Dan bener banget segala rupa yang di kulkas bisa masuk, jadi ga mesti isi itu atau ini. Dan yang paling enak kalau bikin agak banyak dan besoknya baru dimakan..kwkwk Di Jawa nyebutnya blendrang:)
Wah resepnya harus dicoba nich. Apalagi sudah lama tak masak lodeh. Bisa dimodifikasi juga tanpa cabe yach.
ReplyDeleteApapun bahannya, kalau di sayur dengan santan saya pun menyebutnya sayur lodeh. Paling sering sih labu siam karena tinggal metik di kebon, campur tahu tempe yang memang selalu ada di kulkas.
ReplyDeleteKalau untuk bumbu, biasanya mentah terus saya ulek setelah halus baru di tumis
Enak banget makan lodeh itu, apalagi dimakan bareng-bareng sama keluarga. Boleh nih resepnya, cobain deh
ReplyDeletePakai nasi hangat, sambal agak pedas dan ikan bulu ayam tepung maknyus rasanya ya kak
DeleteSekarang, setelah ada bumbu instan, bikin sayur lodeh jadi jauh lebih gampang ya Mbak. Jurus saya masak betul tuh hahaha. Terus pernah diajarin temen, nanti saat sudah mau matang, tambahin aja dengan bawang merah goreng. Biar rasanya lebih makjleb. Kalau saya, sayur lodeh gak pernah pakai tempe. Selalu diganti sama tahu. Labu dan kacang panjang dibanyakin karena serumah-rumah suka sama 2 sayur ini.
ReplyDeleteWah sayur lodeh kesuakaanku banget bun, kyknya hampir semua org Jawa suka nih sayur hehe. Tapi baru tau ada kisah sayur lodeh buat tolak bala. AKu suka semua versi lodeh mulai tewel, terung, kacang panjang, tahun, tempe dll. APalagi kalau yg dianget2in, walaupun dokter gizi akan nangis mendengarnya wkwkw :P
ReplyDeleteMakan sayur lodeh jangan lupa sama sambelnya, dijamin bakalan nambah terus nasi ya bun. Eh iya sama kerupuk juga hehe
DeleteResep sayur lodeh dengan kemangi daku belum pernah cicip nih Ambu. Sepertinya makin seger dan wangi ya. Pan kapan dicoba ah resepnya.
ReplyDeleteWihh bikinnya mudah banget ya ternyata, bahan2nya juga terjangkau. Saya sendiri penikmat sayur lodeh, tapi sayang keluarga nggak ada sama sekali yang suka huhu.
ReplyDeleteIya ya ambu, sayur lodeh itu bahannya gampang, apa aja yang ada di kulkas biasanya bisa dipakai. Aku kalau lagi pengen sayur lodeh, beli sekantong bahan sayur asem yang udah dibungkus itu, isinya sama haha. Paling tambahin bahan lainnya.
ReplyDeletesaya juga termasuk menyukai sayur lodeh namun tidak pedas.
ReplyDeleteWaduh jadi lafar saya auto ambil nasi hangat nih..tapi ini saya masak sayur lodeh biasanya bumbu diulek mentah baru ditumis ..kebalik ya kak hehehe
ReplyDeleteSaya belum pernah masak sayur lodeh, karena saya meminimalisir santan. Belum pernah masak melinjo juga. Mungkin saya perlu lihat video tutorial masak melinjonya dulu..
ReplyDeleteLodeh, wah aku suka banget, tapi udah lama ngga buat. Terima kasih resep ini harus segera dieksekusi untuk dimakan . Saya tak bisa makan pedas... jadi lodehnya kurang enak. Tapi itulah keterbatasan saya. Thanks buat resep yang segera dicoba.
ReplyDeleteWaaah.. Ini dulu juga andalan saya, Ambu.. Tapi masih pake bumbu instan.. Hahaha.. Skrg dah bisa buat sendiri. Cuma saya ga pale tempe atau tahu seperti resep ambu. Besok mau coba ah pake tempe.
ReplyDeleteMembacanya jadi ngiler nih, aku ingat sekali, dulu sering makan sayur lodeh kalau di rumah nenek. Setelah itu aku jarang makan sayur lodeh lagi, aku juga nggak bisa. Makasih banget resepnya kayaknya akan aku coba suatu hari kalau kangen nenek.
ReplyDeleteKalau di gambarnya ada tomatnya ya mbak? Tapi aku cek di resepnya nggak ada. Baru mo tanya, apa yang bener sayur lodeh pakai tomat? Soalnya aku kalau bikin, nggak pernah pakai tomat.
ReplyDeleteDuh, jadi ingat dah lama banget nggak bikin sayur lodeh. Soalnya yang doyan saya doang, anak-anak doyannya Sop sama sayur bayam, hehe.
Mamaku jarang masak sayur lodeh jadi kami jarang makan dan nggak familiar tapi kayanya enak banget nih rasanya buatan mba
ReplyDeleteBaru tahu kalau sayur lodeh punya filosofis dan cerita yang menarik. Waahh takjub saya dengan setiap kisah dari makanan. Apalagi makanan Nusantara. Sayang meski saya penyuka sayur lodeh saya gak bisa menyantapnya karena pakai santan 😭
ReplyDeleteSaya suka sayur lodeh. Tapi jujur saya belum bisa memasaknya hehe. Biasanya kalau ibu saya masak sayur lodeh, pasti didamping dengan bandeng presto. hmmm sedap
ReplyDeleteBener jg nih bun, aku kok ga pernah kepikiran utk masak sayur lodeh pake kemangi pdhl aku suka bgt kemangi. Oke aku mau coba deh masak lodeh pake kemangi.. makasi inspirasinya haha
ReplyDeleteWah baru tahu kalau sayur lodeh pakai daun kemangi. Selama ini aku nggak pernah pakai. Kayaknya wangi yah kalau pakai, jadi pengin nyoba resepnya :)
ReplyDelete