Mumpung Gratis, Yuk Kunjungi 5 Destinasi Wisata Bandung dengan Teman Bus


      
www.maria-g-soemitro.com


 Mumpung Gratis, Yuk Kunjungi 5 Destinasi Wisata Bandung dengan Teman Bus


Apa sih Teman Bus? Kok bisa gratis? Saya juga bingung. Penumpang di sebelah saya, dalam perjalanan Jatinangor – Elang, hanya bilang bahwa ada bus jurusan Jatinangor – Dipati Ukur yang bebas biaya.

Apa disebabkan rute mahasiswa/i ya? Seperti diketahui Jatinangor merupakan wilayah pengembangan kampus Universitas Pajajaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tergantung prodinya, ada yang kuliah di Jalan Dipati Ukur (Unpad) dan Jalan Ganesha (ITB) atau di Jatinangor.

Sayang, waktu itu laman temanbus.com nampaknya tengah dibenahi. Saya hanya bisa mengutip Kompas.com yang menjelaskan Teman Bus (singkatan dari Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman) merupakan program Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, yang menunjuk Perum Damri dan Big Bird sebagai operatornya.

Atau dengan kata lain, program ini gak hanya untuk mahasiswa/I Bandung, tapi juga masyarakat umum. Berlaku di kota-kota besar Indonesia yaitu: Medan, Makasar, Palembang, Solo, Bali, Yogyakarta, Banyumas, Bandung, Bogor, Surabaya dan Banjarmasin.

Di Kota Bandung, armada Bus Rapid Transit (BRT) ini dinamakan Trans Metro Pasundan, dan masih mendapat subsidi 100 persen untuk biaya operasionalnya sehingga para penumpang tidak dipungut biaya alias gratis. 

Baca juga:
Semalam di Musafir Guest House, Penginapan Syar'i di Pusat Kota Solo

"Reschedule" Tiket KAI Secara Online yang (Katanya) Mudah

Daftar Isi:
Mumpung Gratis. Yuk  Berwisata dengan Teman Bus
Pengalaman Gratis dengan Teman Bus
5 Destinasi Wisata Dipati Ukur – Jatinangor – Dipati Ukur

  • Bandung Hub Creative
  • RMHR
  • Pusdai
  • Museum Geologi
  • Gedung Sate

Nah mumpung gratis, mengapa tidak menggunakan jalur tersebut untuk berwisata? Misalnya Jatinangor- Dipati Ukur, paling tidak ada 5 destinasi wisata yang dilalui.

Jumlah armadanya cukup banyak, 85 unit bus Trans Metro Pasundan dengan jam operasional mulai dari pukul 05.00 - 21.00 WIB, atau setiap 30 menit – 1 jam (tergantung macet tidaknya), ada bus yang lewat. Sehingga cukup waktu untuk eksplorasi objek dan kulineran.

  

www.maria-g-soemitro.com
sumber: kompas.com


Pengalaman Gratis dengan Teman Bus

Kesempatan naik bus Trans Metro Pasundan datang sewaktu saya harus berobat ke RSHS Bandung. Di tiket reservasi RSHS Bandung tertera jadwal konsultasi dokter pukul 07.00-10.00WIB. Wah, harus berangkat pagi-pagi nih. 

Dan Trans Metro Pasundan tidak mengecewakan. Begitu turun dari moda transportasi online, nampak bus yang dimaksud, seolah sedang menunggu saya. #halah😀😀

Namun, sebelum naik ada bapak-bapak (tau kan maksudnya? Sesosok pria entah siapa yang berdiri di sekitar bus) bilang: “Buk, itu mah pakai kartu.”

Saya jawab: “Iya pak, saya punya.”

Mungkin karena banyak yang belum paham. Mereka mengira transaksi pembayaran tiket seperti bus lainnya. Akibatnya supir bus jadi serba salah. Gak tega menurunkan penumpang yang kadung naik, di lain pihak si penumpang gak punya e-money.

Yups, walau gratis, kita wajib punya e-money (kartu non tunai) seperti: cash BNI, flazz BCA, e-money MANDIRI dan brizzi BRI, sebagai alat transaksi yang  ditempelkan pada perangkat card reader.

Kalau gak salah sih tarifnya sekitar Rp 13.500, tapi berhubung masih gratis, saldo e-money kita gak berkurang. Perangkat hanya memberitahukan bahwa pembayaran berhasil dilakukan.

 

www.maria-g-soemitro.com
cara menggunakan aplikasi teman bus (ilustrasi canva)


Sesudah transaksi, duduk deh dengan nyaman, menikmati perjalanan tanpa takut kebablasan, sebab sebelum  pemberhentian akan ada pemberitahuan.

Armada Teman Bus yang saya naiki termasuk koridor 5, atau Dipatiukur – Jatinangor (Via TOL) dengan rute:

UNPAD Dipatiukur - Halte Panatayuda A - Lapangan Gasibu A - Pusdai A - Lapangan Supratman A - Taman Pramuka - Hotel Grand Tebu - Bandung Creative Hub A - Hotel Horison A - PT. INTI - Simpang By Pass Soekarno Hatta A - SPBU Moh.Toha - Cileunyi A - IPDN A - Unpad Jatinangor - Jatinangor Town Square - IPDN B - Cileunyi B - Jl. H. Tatang Sumantri - Simpang BY Pass Soekarno Hatta B - PT.INTI B - Hotel Horison B - Bandung Creative Hub B - SPBU Ahmad Yani - Lapangan Supratman B - Pusdai B - Lapangan Gasibu B - Halte Panatayuda B - UNPAD Dipatiukur.

 

A menunjuk keberangkatan Unpad, Jalan Dipati Ukur Bandung – Terminal bus Jatinangor, sedangkan B sebaliknya. Beberapa halte saya pertebal hurufnya untuk menandai lokasi wisata. Apa saja? Yuk kita kupas:

5 Destinasi Wisata Dipati Ukur – Jatinangor – Dipati Ukur

  
www.maria-g-soemitro.com
sumber:merdeka.com

Bandung Creative Hub

Kenal Beside?  Band aliran metal ini pernah tampil mengentak panggung Wake Open Air (WOA) Jerman, bersaing dengan sejumlah band metal papan atas dari Eropa dan Amerika. Yang membanggakan, Beside menjadi satu-satunya band dari Asia yang unjuk gigi dalam acara akbar tersebut.

Selain Beside, Kota Bandung melahirkan Burgerkill, Karinding Attack dan masih banyak musisi lainnya. Membuktikan betapa kreatifnya ‘urang Bandung’, karena selain festival musik, banyak komunitas di Bandung menggelar berbagai perhelatan.

Untuk mengakomodir para pelaku industry kreatif, Kang Emil (dulu belum menjadi walikota) dan kawan-kawan menyatukan mereka dalam wadah Bandung Creative City Forum (BCCF).

Setelah Kang Emil menjadi walikota, lokasi pertemuan yang semula berpindah-pindah diwujudkan menjadi bangunan permanen yang diberi nama Bandung Creative Hub, di Jalan Laswi nomor 7 Bandung.

Dari laman bch.my.id tercantum penjelasan bahwa Bandung Creative Hub adalah:

  • Kolaborasi antar seluruh pemangku  kepentingan ekonomi kreatif,  termasuk seluruh komunitas  ekonomi kreatif .
  • Sinergi antar subsektor ekonomi  kreatif

Kebayang kan betapa dinamisnya aktivitas di Bandung Creative Hub? Gak sekadar duduk-duduk ngopi di café, kamu juga dapat ke perpustakaan, mengikuti kegiatan di ruang-ruang kelas (seni tari, fashion, animasi, aplikasi dan game, music, co working space, Bandung Design Archive dan masih banyak lagi) serta jika beruntung, bisa menonton pertunjukan.

Ingin mengenal Bandung Creative Hub dengan lebih dekat? Silakan pantengin Instagramnya di creativehub.bdg

   
www.maria-g-soemitro.com
instagram.com/@yudi_raksabumi

Rumah Musik Harry Roeli (RMHR)

Generasi Z mungkin gak mengenal Harry Roesli yang meninggal di usianya yang ke-53, pada 11 Desember 2004. Merupakan cucu dari pujangga Minangkabau, Marah Roesli, Harry Roesli dikenal sebagai seniman bengal karena karya-karyanya yang berani mengkritik ketidak adilan penguasa.

Bahkan Harry pernah berurusan dengan polisi gara-gara memplesetkan lagu Garuda Pancasila menjadi: “Rakyat adil makmurnya kapan... Pribadi bangsaku tidak maju-maju”.

Sebagai salah satu maestro musik di Indonesia, Harry banyak menelurkan album yang menjadi  tonggak penting di lanskap musik Indonesia, yaitu:  Philosophy Gang (1973), Titik Api (1976), Rock Opera Ken Arok (1977), dan lain-lain.

Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama, selain karya musiknya,  Harry Roesli mewariskan Rumah Musik Harry Roesli (RMHR), tempat anak jalanan ditampung dan didorong agar tidak kembali ke jalanan.

Didirikan pada 1998, RMHR merupakan kepanjangan tangan dari Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) yang juga merupakan gagasan Harry. Di RMHR. anak jalanan yang lebih dikenal sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), tidak sekadar diberi pendidikan  musik,  tetapi  juga dibina dan dimanusiawikan.

Sepeninggal Harry Roesli, RMHR dikelola Layala Roesli, putra Harry Roesli yang melaksanakan amanah sang ayah.

Apa saja yang bisa ditemui di RMHR , Jalan Supratman nomor 59 Bandung? Selain bisa ngopi-ngopi dan kulineran di café, jika beruntung kamu bisa banget menikmati pertunjukan musik yang diadakan secara berkala.

 

www.maria-g-soemitro.com
sumber: instagram.com/@arisbwr

Pusat Dakwah Islam (Pusdai)

Jika masjid hasil karya Ridwan Kamil begitu terkenal, bahkan tersebar hingga Gaza, Palestina, bagaimana dengan dosennya?

Nah, silakan nikmati masjid Pusdai Jabar yang dirancang Slamet Wira Sonjaya. salah satu dosen Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Dalam salah satu kesempatan Kang Emil, menyampaikan dirinya ikut membantu proses pembangunan Masjid Pusdai Jabar

Berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektar Pusat Dakwah Islam (Pusdai) diresmikan pada 1997, melingkar dari Jalan Diponegoro 63 hingga Jalan Surapati Bandung.

Pusdai merupakan pusat pengembangan Islam milik pemerintah provinsi Jawa Barat di kota Bandung, yang menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat.

Seperti telah disebutkan di atas, daya tarik utama Pusdai adalah masjid Pusdai yang megah dan mewah. Terdiri dari dua lantai dengan menaranya tinggi menjulang, masjid Pusdai bergaya Timur Tengah dan Turki, dengan bentuk atap limas yang diaplikasikan di semua atap bangunannya.

Megah dalam sentuhan alam terlihat dari pemilihan bahan kayu pada bagian kubah atau atap masjid, serta sebagian besar ornament yang ada di masjid. Ukiran tanaman khas Sunda seperti patrakomala, hanjuan dan melati di bagian dinding dan kolom. Diperkuat keberadaan batu marmer yang mendominasi bangunan, jangan bilang pernah ke Bandung jika belum singgah ke Pusdai.

  

www.maria-g-soemitro.com
sumber: instagram.com/@my_mikoyamada

Museum Geologi Bandung

Beralamat di Jalan Diponegoro nomor 57 Bandung,  Museum Geologi terletak diantara Gedung Sate dan Pusdai. Jadi worth it banget jalan kaki dari Gedung Sate ke Museum Geologi, atau sebaliknya. Juga bisa jalan kaki dari Pusdai ke Museum Geologi atau sebaliknya.

Pohon rindang memenuhi area Jalan Diponegoro-Jalan Supratman, membuat mentari harus mencuri ruang, menerobos masuk dedaunan agar bisa mengirim sinar pada orang yang lalu lalang. Tapi tentu saja penawaran ini hanya untuk mereka yang suka jalan kaki sambil menghirup kesegaran udara Kota Bandung. 

Nah, sesudah jalan kaki dari Gedung Sate, apa yang menarik dari Museum Geologi Bandung?

Ups, kamu harus bayar tiket masuk dulu. Murah kok, hanya Rp 2.000 untuk pelajar, Rp 3.000 untuk umum, dan Rp 10.000 untuk wisatawan asing. Jam buka Museum Geologi Bandung dari pukul 10.00 sampai dengan 13.00 WIB, setiap hari Minggu, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu.

Begitu masuk Museum Geologi Bandung, akan terlihat ruang orientasi berisi peta geografi Indonesia berupa relief yang menayangkan kegiatan geologi dalam bentuk animasi. Kemudian ada ruang sayap barat, dan ruang sayap timur. 

Ruang sayap barat terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang hipotesis terjadinya bumi. Ruang sayap timur menyajikan informasi sejarah perkembangan makhluk hidup dari masa primitif hingga modern.

Berdiri pada16 Mei 1929 dan mengumpulkan hasil kerja lapangan sejak tahun 1850, paling tidak ada sekitar 250.000 batuan dan mineral, serta 60.000 koleksi fosil yang menjadi koleksi Museum Geologi Bandung 

Oiya, ada lantai 2 lho. Sama seperti lantai bawah, lantai ini mempunyai 3 ruangan utama, yang terdiri dari: ruang barat, ruang tengah, dan ruang timur . Maket pertambangan emas terbesar di Indonesia, yaitu Pegunungan Tengah Papua, terpampang di ruang tengah.

Di ruang barat, kita bisa melihat beberapa contoh batuan asal Papua, sedangkan di ruang timur terdapat 7 ruangan kecil berisi informasi tentang aspek positif-negatif tatanan geologi bagi manusia.
 

www.maria-g-soemitro.com
sumber: infobandungkita.com


Gedung Sate

Siapa yang gak kenal Gedung Sate?

Gak mungkin lah ya? Rasanya semua orang tau Gedung Sate sebagai ikon kota Bandung. Turis domestik maupun mancanegara berbondong-bondong ke sini untuk berfoto ria.

Tapi masak sih hanya selfie welfie? Karena cukup dengan membayar Rp 5.000, di jam operasional, yaitu, pukul 09.30 – 16.00, dan pada hari Selasa – Minggu, dengan didampingi pemandu, kamu bisa banget menjelajah jeroan Gedung Sate untuk mengetahui arti ornament di puncak bangunan.

Ternyata bukan melukiskan ‘sate’, sodara-sodara. Para perancang gedung bersejarah yang mulai dibangun pada 1920 ini, gak seiseng itu. Mereka adalah  arsitek Ir. J. Gerber dari Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo, dan Ir. G. Hendriks, dan dari Gemeente vna Bandoeng.

Gedung Sate mengadopsi beberapa aliran arsitek, seperti konsep Moor Spanyol, Rennaisance Italia, serta unsur Asia seperti Pura di Bali dan Pagoda di Thailand, untuk bagian atapnya. Huks, pantesan jadi mirip sate ya?

Karena Gedung Sate luas banget, begitu turun dari bus, kamu harus mengelilinginya untuk menuju wisata edukasi di Jalan Cilamaya. Area depan (Jalan Diponegoro nomor 22 Bandung) mah kantornya Kang Emil, Gubernur Jawa Barat (2018-2023) saat ini. 

Pingin kulineran? Di sekitar Gedung Sate banyak kuliner sedap, mulai dari sate, nasi liwet dan kuliner pinggir jalan lainnya, yang habis dalam sekejap tanpa kamu sempat menyicipi.

Iya gak seperti makanan Korea di Malang, kulineran lokal mendominasi Kota Bandung 

Bagaimana menarik bukan? Jarak antar destinasi wisata sangat berdekatan, jadi sayang banget jika dilewatkan. Jika lapar bisa kulineran, jika capek bisa beristirahat di taman, yang mmm….. nanti saya tulis ya, semasa Kang Emil menjabat walikota, Bandung kaya akan taman, lho.

Sayang, Teman Bus belum beredar di Kota Malang, karena ada seorang teman yang rajin berbagi lewat lifestyle blog nya. Tepatnya dia tinggal di Lawang, bisa banget diintip untuk baca postingannya yang seru dan inspiratif.

Baca juga:
Ngabuburit ka Alun Alun Bandung anu Sagala Aya

Menikmati Keindahan Mural dan Laziznya Bubur Benteng di de Braga by Artotel

20 comments

  1. Mengunjungi tempat favorit dan bisa juga mengenang masa-masa mahasiswa dengan menggunakan layanan Bus pasti menyenangkan aolagi gratis.

    ReplyDelete
  2. Ibu saya pernah ngendong di Pusdai. Iya saya kan suka ngebolang. Pernah solat disana mau pulang kemalaman udah gogoleran aja di terasnya. Sampai subuh. Hehehe ... Lumayan uang penginapan bisa buat yg lain.

    ReplyDelete
  3. Wah,,, jadi pingin ke BAndung nih... Pingin silaturahim ke rumah Ambu juga... KAlau ke BAndung tuh suka bingung pilih wisata kuliner. Soalnya makanan di sana enak semua,,,,

    ReplyDelete
  4. Di Surabaya juga kayaknya ada nih Teman Bus, tapi belum pernah cobain :D
    Asyik banget ya sekarang, mau ke mana-mana mudah, dan gratis pula.
    Ingat banget belasan tahun lalu ke Bandung, iseng aja gitu naik angkot, abis itu bingung pulang ke hotel nggak tahu pakai angkot apa wkwkwkwkw

    ReplyDelete
  5. Dari semua itu daku baru mampir sejenak ke Gedung Sate Ambu..
    Jadi mau halan-halan ke Bandung lagi, penasaran ke Pusat Dakwah Islam nya

    ReplyDelete
  6. Jalan ke beberapa titik di kota Bandung menggunakan moda layanan temanbus.com bisa healing bersama

    ReplyDelete
  7. Senangnya wisata dengan bus gratis ya Nyi, next time mau ah sama teman² biar rame hihiii

    ReplyDelete
  8. Dengar Bandung, langsung teringat Bapak Ridwan Kamil. Beliau mampu menyulap beberapa titik di kota Bandung menjadi taman sebagai tempat istirahat sekaligus usaha untuk masyarakatnya.

    ReplyDelete
  9. Saya juga gak kenal harry roesli mbak. Tahunya dari buku bahasa Indonesia waktu sekolah dulu. Hehe. Enak ya bisa keliling Bandung pakai bus gratis. Wisata edukasi nih. Jalan jalan sekaligus nambah pengetahuan. Asyeeek

    ReplyDelete
  10. Asik banget bisa naik bus gratis sekaligus berhenti dan menikmati wisata Bandung. AKu belum pernah ke Gedung Sate, Ambu..
    Mungkin saking uda biasanya lewat war wer yaa.. Jadi gak kepikiran ada apa di dalam gedung sate?

    Pengennya sama anak-anak yaa..biar sama-sama tau sejarah ikon Bandung.

    ReplyDelete
  11. wahh bisa maksimal nih yaa wisatanya dengan bus gratis

    Ahhh melihat banyaknya tempat wisata di bandung, jadi pengen ke sana lagi dan mengeksplorasi tempat wisatanya yang indah-indah itu

    ReplyDelete
  12. Keliling kota Bandung di beberapa titik lokasi menggunakan moda transportasi tiketbus.com menjadi sesuatu keceriaan

    ReplyDelete
  13. Oalaaaah ini toh programnya. Nggak pernah diniatin cari tau. Ada yang sering ketemu saat perjalanan pulang itu yang jurusan BEC-Bale Endah kalo nggak salah. Perlu juga kayanya nyobain ya..

    ReplyDelete
  14. seru ini sih kalau pakai bus jalan2 gitu. masih gratis yaa ternyata, sama nih kayak di sini. pakai teman bus kan harusnya bayar tap yaa, tp tapnya ga berkurang ktn masih rp 0 seru bgt

    ReplyDelete
  15. Waktu itu pernah ke Bandung untuk seminar mom. Dan salah satu agendanya keliling Kota Bandung dan ngelewatin Gedung Sate, pengen deh lain kali kalau ke Bandung lagi nyobain bus ini dan mampir ke Gedung Sate...

    ReplyDelete
  16. Resep pisan Bu menjelajahi gedung dan tempat bersejarah lainnya di Bandung. Minggu depan insyaallah saya mau ke Gegerkalong. Suami Sabtu sore nginap di Darut tauhid kalau saya sama Fahmi mau cari penginapan sekitar aja. Kalau sempat Minggu pagi mau main dulu karena suami "keluar" setelah ashar. Sebelum kembali ke Cianjur

    ReplyDelete
  17. Pengen banget, Ambu..ikutan nyobain naik Teman Bus.
    Merasakan kenyamanan transportasi massal yang mempermudah wargi Bandung berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Teman Bus nyaman untuk anak-anak kah Ambu?

    ReplyDelete
  18. Teman Bus mirip Jak Lingko angkot yg sering dinaiki ibu mertua kayanya nih, gratis tapi tetap harus ngetap kartu. Asik ya bisa keliling wisata diantar bus

    ReplyDelete
  19. Ehhh kudetnya aku padahal ini dekwt rumah track-tracknya

    Baru tau ada teman bus di bandung. Free lagi keliling 5 destinasi wisata di Bandung. Mau nyoba juga ahh

    ReplyDelete
  20. seru banget bisa naik Teman bus, pengen cobain. Sayangnya aku tinggal di Jember,kudu nunggu waktu buat explore Bandung nih

    ReplyDelete